Ponpesqu Malang – Wakil Presiden Ma’ruf Amin berharap pesantren menjadi pusat pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat, sehingga memberikan kontribusi besar dalam membentuk generasi yang berilmu, berdaya, dan aktif dalam pembangunan bangsa.
“Pesantren diharapkan menjadi pusat pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan bagi masyarakat. Pondasi utama pesantren sebagai tempat pendidikan agama harus tetap dijaga,” ujar Wapres dalam sambutannya pada pembukaan Halaqah Pondok Pesantren se-Jawa Timur di Pondok Pesantren Salaf Al-Quran Asy-Syadzili 1, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat.
Dalam keterangan yang diterima dari Biro Pers Sekretariat Wapres di Jakarta, Wapres menekankan pentingnya pesantren sebagai pusat pendidikan dengan mengangkat filosofi jihad. Ia menjelaskan bahwa terdapat dua jenis jihad yang harus dipahami dan dijalankan oleh umat Islam, yaitu jihad berperang dan jihad menuntut ilmu agama.
Melalui jihad menuntut ilmu agama, Wapres menyatakan bahwa pesantren mampu mencetak sumber daya manusia yang memiliki ilmu yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat. “Pesantren harus mampu melahirkan generasi yang dapat memimpin umat dengan ilmu yang mereka miliki,” tuturnya.
Dalam aspek dakwah, Wapres menekankan pentingnya pesantren dalam mencetak regenerasi ulama untuk menjaga kesinambungan ilmu dan dakwah. “Regenerasi ulama sangat penting. Ulama yang mengambil ilmu dari hati manusia akan membawa ilmu tersebut hingga akhir hayat sehingga perlu ada generasi yang melanjutkan peran mereka,” jelasnya.
Sementara itu, dalam hal pemberdayaan masyarakat, Wapres menyoroti peran pesantren dalam pengembangan ekonomi berbasis syariah. “Pesantren perlu membangun korporasi yang kuat untuk memfasilitasi masyarakat dan mengembangkan ekonomi berbasis syariah. Ini akan menjadi kekuatan besar yang dapat memajukan umat dan bangsa,” tegasnya.
Terkait hal ini, Wapres menyampaikan pentingnya pendidikan dan pelatihan yang berorientasi pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung pembangunan ekonomi syariah. “Pendidikan dan pelatihan yang berorientasi pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat penting dalam mendukung pembangunan ini,” katanya.
Senada dengan Wapres, Ketua Yayasan Pendidikan dan Sosial Asy-Syadzili, K.H. Mujib Syadzili, menekankan pentingnya peran pesantren dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. “Penataan perekonomian pesantren merupakan keniscayaan yang harus diwujudkan dalam membangun kemandirian pesantren. Dalam perwujudannya membutuhkan konsep yang jelas, terukur, dan berkesinambungan,” ujarnya.
Setelah memberikan sambutan, Wapres memukul bedug sebagai tanda peresmian pembukaan Halaqah Pondok Pesantren se-Jawa Timur dan menandatangani prasasti sebagai tanda peresmian Gedung YPS Asy-Syadzili, Graha Manarul Qur’an, dan Gedung SMK NU Sunan Ampel.
Selanjutnya, Wapres juga meninjau pameran produk-produk UMKM hasil karya para santri dari berbagai pesantren di Jawa Timur. Produk-produk yang dipamerkan antara lain olahan amplang ikan dan sale pisang dari Ponpes Babussalam, keripik pisang, keripik singkong, dan keripik talas dari SMK NU Sunan Ampel Poncokusumo, serta layanan produk e-Money untuk internal santri dan wali murid pesantren dari Ponpes Sidogiri. Selain itu, berbagai produk lainnya seperti kopi, pupuk, dan sepatu juga turut dipamerkan.